Jumat, 21 Oktober 2016

ingat tujuan utama, jangan goyah! kesempatan tinggal satu kali ras!! SEMANGAAAAAAT! VIVA BELASTING.
Salah jurusan??? What should I do?

Dunia perkuliahan merupakan dunia peralihan bagi para mahasiswa baru. Dalam tingkatan ini seseorang dituntut untuk memiliki kadar kedewasaan yang lebih tinggi dari pada sebelumya. Kadar kedewasaan itu berkorelasi dengan  persoalan dalam pemilihan  jurusan sebelum akhirnya masuk dan  dinyatakan sah sebagai mahasiswa. Namun, terkadang dalam penentuan suatu jurusan, seseorang kerap kali dihinggapi rasa keragu-raguan serta kegelisahan yang mengakibatkan mereka tidak fokus pada suatu pilihan yang sejalan dengan passionnya.
Penentuan sebuah jurusan bukanlah perkara yang sepele. Harus difikirkan dengan matang-matang supaya tidak salah dalam menjatuhkan pilihan. Tetapi, dalam kenyataannya banyak sekali hal-hal yang memicu seseorang untuk tersesat dalam jurusan yang salah. Seperti karena memilih jurusan berdasarkan keinginan atau perintah orang tua, ikut-ikut teman, menuruti gengsi tanpa diimbangi dengan kemampuan yang mumpuni, atau bahkan memilih suatu jurusan dengan asal-asalan karena bingung hendak memilih apa, dan lain sebagainya.

Salah jurusan kerap kali menjadi momok yang menggalaukan. Akan tetapi, tidak semua rasa yang menggalaukan saat menjadi mahasiswa baru merupakan tanda-tanda salah jurusan. Ada kemungkinan jika mahasiswa baru masih susah dalam beradaptasi, kaget dengan hal-hal baru yang sistemnya berbeda dengan sistem di Sekolah Menengah Atas maupun yang lainnya. Sehingga, ketika merasakan ada kejanggalan pada awal perkuliahan, sebaiknya kita telaah dahulu dan cari akar permasalahannya dari sudut pandang manapun. Lalu, ketika seseorang merasa dirinya benar-benar sudah berada di jurusan yang salah, maka hanya ada dua pilihan, segera putar balik arah dan menuju ke jurusan yang sesuai dengan passion, atau berusaha untuk mencintai jurusan yang telah diambil, dan belajar dengan sekuat tenaga agar bisa menjadi expert di bidang tersebut. Salah jurusan tidak dapat menjadi parameter kegagalan seseorang. Bisa jadi, seseorang justru akan sukses ketika dia tersesat di jalan yang menurutnya salah.